Apakah itu Obstetrik dan Ginekologi?

Obstetrik dan GinekologiKetika seorang ibu hamil, tentu ia harus melakukan konsultasi ibu hamil berkala ke dokter kandungan demi kesehatan anak di dalam kandungannya. Tidak hanya masalah yang berkaitan langsung dengan janin dalam kandungannya saja, tetapi juga seperti masalah pada organ kewanitaannya. Hal ini sangat penting, terutama bagi ibu yang ingin melahirkan secara normal. Melakukan olah raga untuk ibu hamil seperti senam hamil mungkin akan membantu proses persalinan, namun ada beberapa permasalahan terkait organ kewanitaan yang harus ditangani oleh ahlinya. Jika masalah yang terdapat pada organ kewanitaan ini tidak segera diatasi maka dapat menghambat proses persalinan. Selain itu, terdapat pula masalah yang dialami oleh ibu hamil terkait organ reproduksinya. Kedua hal ini, umumnya tidak ditangani oleh dokter kandungan, melainkan oleh satu spesialisasi, yaitu obstetrik dan ginekologi, seringkali juga disebut OB/GYN. Tetapi, bagaimanakah kedua ilmu ini berkembang menjadi dua ilmu yang terpisah namun tetap berkaitan erat seperti sekarang? Tentunya ada sejarah di balik kedua ilmu ini, yang akan dibahas di artikel ini.

Praktek perawatan organ reproduktif wanita, terutama menyangkut kelahiran, sudah ada sebelum abad ke-18. Pada masa itu, perawatan ibu hamil dibatasi khusus untuk wanita, dan seorang bidan membantu ibu hamil melalui seluruh proses persalinan. Memasuki abad ke-18 akhir, praktek obstetrik dan ginekologi mulai muncul kembali berabad-abad setelah Soranus pertama membahas teknik aborsi, kontrasepsi, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kelahiran lainnya pada masa Yunani kuno.

Memasuki abad ke-19, ilmu obstetrik yang tadinya diperkirakan akan berkembang pesat ternyata mengalami stagnasi akibat penolakan dari komunitas medis. Tetapi, memasuki akhir dari abad ke-19, perkembangan ilmu kebidanan dan obstetrik mulai berkembang kembali karena mulai diterimanya pekerjaan membantu proses persalinan. Perkembangan anestesi juga memperkenalkan metode bedah Caesarean ke dunia obstetrik. Perkembangan antiseptik juga sangat membantu dengan mengurangi jumlahnya mortalitas ibu saat melahirkan.

Peranan laki-laki dan perempuan di bidang ini juga pada awalnya sangat berbeda. Hingga sekitar abad ke-18, mayoritas dokter adalah laki-laki yang belajar di universitas, pada saat itu juga institusi yang didominasi kaum pria. Sementara itu, bidan, yang hampir keseluruhannya adalah wanita, adalah yang membantu proses persalinan dan perawatan bayi. Setelah laki-laki mulai memasuki bidang obstetrik pada abad ke-19, fokus profesi mulai terpecah, dan ini berujung dengan munculnya bidang ginekologi sebagai lapangan studi yang berbeda dari obstetrik dan berfokus kepada pengobatan masalah-masalah pada organ seksual wanita.

Seperti ilmu medis lainnya, tentunya bidang obstetrik dan ginekologi ini masih akan berkembang terus seiring waktu, untuk membantu ibu hamil dan membantu wanita untuk mengobati masalah-masalah terkait dengan organ kewanitaannya. (Dana)